dominasi-tanpa-hasil-arsenal-gagal-taklukkan-mu-meski-unggul-statistik

pasecrets – Dalam laga sengit Premier League di Old Trafford, Manchester United (MU) dan Arsenal bermain imbang dengan skor 1-1. Namun, hasil ini meninggalkan rasa kecewa mendalam bagi manajer Arsenal, Mikel Arteta, yang menyoroti kegagalan timnya mengubah dominasi menjadi kemenangan. Meski menguasai 68% penguasaan bola dan menciptakan 19 peluang, The Gunners harus puas dengan satu poin setelah gagal memaksimalkan peluang di akhir laga.

Dominasi Arsenal yang Tak Berbuah

Arsenal tampil agresif sejak babak pertama. Gabungan permainan cepat Martin Ødegaard, Bukayo Saka, dan Kai Havertz berhasil membongkar pertahanan MU. Pada menit ke-20, Leandro Trossard bahkan membuka skor setelah memanfaatkan umpan silang Declan Rice. Sayangnya, keunggulan ini tidak bertahan lama. MU menyamakan kedudukan lewat aksi individu Bruno Fernandes yang melepaskan tembakan jarak jauh di menit ke-35, mengandalkan kesalahan positioning kiper David Raya.

Babak kedua semakin menunjukkan superioritas Arsenal. Mereka menciptakan serangkaian peluang emas, termasuk tembakan Havertz yang menghantam tiang gawang (menit 52) dan penyelamatan spektakuler kiper Andre Onana atas tembakan Saka (menit 67). Namun, ketajaman di depan gawang menjadi masalah utama. “Kami harus lebih klinis. Dominasi saja tidak cukup untuk memenangkan pertandingan seperti ini,” ujar Arteta dalam konferensi pers pascalaga.

dominasi-tanpa-hasil-arsenal-gagal-taklukkan-mu-meski-unggul-statistik

Kontroversi Wasit dan Kegagalan Finishing

Kekecewaan Arteta semakin menjadi setelah insiden kontroversial pada menit ke-78. Gabriel Jesus terjatuh di kotak penalti usai duel dengan Casemiro, tetapi wasit Anthony Taylor menolak memberikan penalti. Analisis VAR menunjukkan kontak minimal, namun keputusan ini tetap memicu protes dari kubu Arsenal. “Ini situasi yang jelas. Jika tidak diberi penalti, setidaknya harus ada review ulang,” tambah Arteta.

Selain itu, Arsenal tercatat hanya 5 dari 19 tembakan yang mengarah ke gawang. Sementara MU, dengan 32% penguasaan bola, menunjukkan efisiensi lewat 4 tembakan tepat sasaran.

Implikasi bagi Papan Klasemen

Hasil ini membuat Arsenal tertahan di peringkat kedua klasemen dengan 83 poin, tertinggal dua poin dari pemuncak Manchester City yang masih memiliki satu laga tersisa. Sementara MU tetap di posisi kedelapan, tetapi masih berpeluang merebut tiket Liga Europa lewat jalur FA Cup.

Reaksi Pemain dan Pundit

Kapten Arsenal, Martin Ødegaard, mengakui kelemahan timnya: “Kami harus belajar dari kesalahan ini. Di level tertinggi, peluang seperti itu tidak boleh terbuang.” Di sisi lain, Erik ten Hag memuji mentalitas MU: “Tim kami bertahan dengan karakter dan disiplin.”

Pundit Gary Neville menyebut pertandingan ini sebagai “contoh klasik ketidakefisienan Arsenal,” sementara Jamie Carragher menekankan perlunya Arteta merekrut striker top musim depan.

Arsenal akan menghadapi Everton di laga terakhir musim ini, tetapi peluang merebut gelar kini hampir sirna. Sementara MU akan fokus pada final Piala FA melawan Manchester City. Bagi Arteta, musim ini menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya konsistensi dan ketajaman di momen krusial.